Senin, 02 Desember 2019

betawi punye seni

Seni Beladiri Tradisional Betawi Yang Tergerus Jaman..

Silat adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang kini sudah terkenal di berbagai belahan dunia.Berbagai perguruan pencak silat yang berasal dari bumi Indonesia telah membuka cabang-cabang di seluruh nusantara.
Pencak silat adalah seni berkelahi dengan menggunakan tehnik pertahanan diri.Seni bela diri ini berakar dari budaya melayu yang diperkirakan berkembang di wilayah Riau dan secara luas berkembang dan dikenal di seluruh nusantara
Istilah Pencak dan silat sendiri adalah dua kata berbeda yang maknanya sama “pencak dapat diartikan sebagai dasar beladiri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar,latihan dan pertunjukan. Sedangkan “silat” dapat diartikan sebagai gerak bela diri yang
sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama  menghindarkan dari bencana.

ASPEK UTAMA PENCAK SILAT
Sebagai suatu ilmu bela diri sekaligus seni, pencak silat memiliki empat aspek utama. Yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang  utuh keempat aspek itu adalah:
  1. Aspek mental spiritual.
    Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru jaman dahulu sering kali harus melewati tahapan samadi,tapa atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
  2. Aspek beladiri kepercayaan dan ketekunan dalam diri.
    Sangat penting menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat istilah “silat” cenderung menekankan aspek kemampuan teknis beladiri pencak silat.
  3. Aspek olahraga.
  4. Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat menjadi hal yang paling penting.Pesilat menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. kompetisi ialah bagian aspek ini,aspek olahraga meliputi pertandingan dan demontarasi bentuk-bentuk jurus. Baik untuk tunggal ganda atau regu
  5. Aspek Seni budaya.
    Budaya dan permainan seni pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya mengambarkan bentuk seni gerak pencak silat dengan dan busana tradisioanal.
  6. Kelompok silat tradisi umumnya mengutamakan nilai luhur dalam silat ketimbang mencari poin nilai atau menjatuhkan lawan.
    Sayangnya ditanah leluhurnya sendiri, Indonesia,silat malah berada diambang kemunduran. Ancaman lain terhadap silat tradisional adalah kurangnya minat anak muda untuk mempelajari seni beladiri warisan nenek moyang.
    Hal-hal  berbau tradisional dianggap ketinggalan zaman,tak banyak yang tahu kalau silat tradisional memiliki permainan gerak bela diri yang ampuh serangan maupun pertahanan sebagai tehnik bela diri silat ternyata dapat mampu melumpuhkan lawan dalam hanya beberapa gerakan saja.
    SILAT CINGKRIK
    Pencak silat telah mewarnai kehidupan masyarakat betawi yang salah satunya dikenal dengan aliran cingkrik.
    Cingkrik terbagi dua yaitu Cingkrik Sinan dan Cingkrik Goning.
    Silat Cingkrik Betawi ialah salah satu warisan budaya nirbenda Indonesia keduanya dinisbatkan pada nama pewarisnya Engkong Goning dan Engkong Sinan.
    Sejarah cingkrik dikaitkan dengan pitung karena ada keturunan pitung yg belajar aliran cingkrik.
    Salah satu penjajakan team Dianrana Katulistiwa yaitu aliran silat Cingkrik Sinan yang pada saat ini kurang terdengar di masyarakat khususnya betawi.
    Silat Cingkrik Betawi Sinan dengan ciri gerakan jurus-jurus pendek-pendek. Cingkrik sangat mengandalkan kekuatan tenaga dalam dan “ilmu kontak”. Pada saat ini masih ada perguruan yang berusaha melestarikan  aliran Cingkrik Betawi Sinan didaerah Tanah Baru Beji Depok.
    Murid-murid disana kebanyakan anak-anak generasi muda yang masih di bangku sekolah. Tidak hanya penduduk asli betawi saja yang  ingin mendalami Silat Cingkrik Betawi Sinan ternyata pendatang pun ingin mencoba ikut mempelajarinya.
    Guna menghidupkan perguruan melakukan melalui beberapa cara, antara lain Festival 
    Betawi dan masuk dalam wadah Organisasi tertentu Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan silat betawi agar tetap hidup walaupun tidak sepopuler pada masa lalu.
    Penulis: Ardiatmiko
    Sumber tulisan: Wikipedia, Supriyadi (Ketua Perguruan Cingkrik Betawi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar